Petir terjadi
akibat perpindahan muatan negatif menuju ke muatan positif. Menurut batasan
fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa
dengan medan
listrik berbeda. Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan api pada busi.
Petir adalah hasil
pelepasan muatan listrik di awan. Energi dari pelepasan itu begitu besarnya
sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat kuat yaitu
geluduk, guntur ,
atau halilintar. Geluduk, guntur ,
atau halilintar ini dapat menghancurkan bangunan, membunuh manusia, dan
memusnahkan pohon. Sedemikian raksasanya sampai-sampai ketika petir itu
melesat, tubuh awan akan terang dibuatnya, sebagai akibat udara yang terbelah,
sambarannya yang rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik itu juga akan
menimbulkan bunyi yang menggelegar.
Di lain kesempatan,
ketika akumulasi muatan listrik dalam awan tersebut telah membesar dan stabil,
lompatan listrik (eletric discharge) yang terjadi pun akan merambah massa bermedan listrik
lainnya, dalam hal ini adalah Bumi. Besar medan
listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000
volt per meter.
Ciri-ciri Datangnya Petir
Langit tiba-tiba menjadi gelap disertai angin datang begitu cepatnya dan awan yang menjulang tinggi menyerupai bunga kol berwarna keabuan-abuan, kemudian udara terasa pengap. Awan ini biasanya disebut dengan awan petir CB (Comulunimbus) Dalam musim penghujan awan-awan jenis ini banyak terbentuk. Penghubung yang "digemari", merujuk Hukum Faraday, tak lain adalah bangunan, pohon, atau tiang-tiang metal berujung lancip.
Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif; di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif; sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif. Pada bagian bawah inilah petir biasa berlontaran.
Petir dapat terjadi antara:
- Awan denqan awan
- Dalam awan itu sendiri
- Awan ke udara
- Awan denqan tanah (bumi)
Besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000 volt per meter.
Umumnya petir-petir mengincar korban di wilayah datar yang terbuka. Besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000 volt per meter.
Bayangkan betapa mengerikannya jika lompatan bunga api ini mengenai tubuh makhluk hidup! Korban tiba-tiba terpental ketika sebuah petir menyambarnya. Seperti juga korban lainnya, ia tewas seketika dengan tubuh terbakar. Apabila petir menyambar rumah, rumah tersebut akan rusak dan perabotan elektronik akan rusak seperti telepon, televisi, atau yang lainnya.
Antisipasi
Cara mengantisipasi
1. Apabila sebuah bangunan yang tinggi dengan memasang penangkal petir. Apabila ada petir akar menyambar alat penangkal kemudian disalurkan melalui kawat besar yang terbuat dari tembaga atau kuningan menuju ke tanah.
2. Apabila terjadi hujan dan petir, lebih baik kita menghindar di tempat terbuka.
3. Untuk menhindari kerusakan alat listrik di rumah apabila terjadi hujan dan petir adalah mematikan listrik, mencabut saluran antene di televisi, dan mencabut kabel telepon.
=============================================
Doa Ketika Ada Petir (Gluduk atau Halilintar)
Doa berikut ini dibaca pada saat kita melihat atau mendengar ada petir/geledek menyambar.
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
"Maha Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya." [Al-Muwaththa’ 2/992.]
Atau Doa yang berikut :
“Allaahumma laa taqtulnaa bighadhaabika walaa tuhliknaa bi’adzaabika wa ‘aafinaa qabla dzaalik”
“Ya Allah, janganlah Engkau membunuh kami dengan kemarahanMu, janganlah pula membinasakan kami dengan siksaanMu, serta selamatkanlah kami sebelum itu (terjadi).”
-------------------
Ar Ra’du (petir) adalah suara yang didengar dari awan. Sedangkan Ash Showa’iq (kilat) adalah api (cahaya) yang muncul dari langit bersamaan dengan suara petir yang keras.
Pada riwayat At Tirmidzi dan selainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang petir, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مخاريق مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ
“Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai kehendak Allah.”
Begitu juga ketika Ali ra. ditanya, sebagaimana dikatakan Al Khoroithi dalam Makarimil Akhlaq. Beliau radhiyallahu ‘anhu mengatakan, ”Petir adalah malaikat, dan suaranya itu adalah pengoyak di tangannya.” Dan dalam riwayat lain dari Ali juga, ” Suaranya itu adalah pengoyak dari besi di tangannya”.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar