SEGERA PPDB TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021 SMP ISLAM YOGYAKARTA

"IMAN ILMU AMAL TRAMPIL MANDIRI"

Rabu, 29 Agustus 2012

Bahasa Indonesia Kelas 7 : Menulis Teks Pidato

Kompetensi

Kompetensi Dasar:
Menulis teks pidato/ceramah/khutbah
Indikator:
  1. Mampu Mencermati teks pidato/ceramah/khutbah 
  2. Berdiskusi untuk menentukan  sistematika pidato/ceramah/khutbah 
  3. Menentukan tema pidato/ceramah/khutbah yang akan  akan disampaikan 
  4. Menyusun kerangka pidato 
  5. Mengembangkan kerangka pidato menjadi pidato dengan sistematika yang baik dan bahasa yang efektif 
  6. Menyunting teks  pidato
Materi selengkapnya:
Pendahuluan
Kamu pasti sering melihat seseorang yang berpidato, entah di sekolah entah di lingkungan rumahmu. Jika di sekolah, setiap hari Senin kamu pasti melihat kepala sekolah/gurumu memberikan pidato/sambutan saat upacara bendera. Mereka itu berpidato/memberikan sambutan ada yang memakai teks dan ada juga yang tidak. Jika kamu ingin pandai berpidato di depan orang banyak, kamu harus berlatih dulu menulis teks pidato. Nah, maukah kamu pandai menulis teks pidato?
Untuk berlatih menulis teks pidato, kamu  harus mengikuti langkah-langkah yang ada dalam materi ini.  Kamu harus memulainya dengan memahami pengertian teks  pidato dan jenis-jenisnya, menentukan tema, menyusun kerangka, lalu berlatih menulis teks pidato. Selanjutnya, kamu juga akan berlatih menyunting teks pidato.

Pengertian

1. Pengertian Pidato
Pidato adalah pengungkapan gagasan dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak/khalayak. Ibarat dua orang yang sedang mengobrol, dalam berpidato dua pelaku komunikasi harus ada. Dua orang tersebut yakni orang yang berpidato sebagai pembicara dan orang banyak/khalayak sebagai pendengar. Jika salah satu tidak ada, kegiatan berpidato tidak dapat berjalan dengan baik. 




Kamu tentunya sudah sering melihat orang berpidato, bukan? Di sekolah setiap hari Senin kepala sekolah atau gurumu memberikan pidato dalam kegiatan upacara bendera.

Menjelang hari  Kemerdekaan 17 Agustus Bapak Presiden juga biasanya menyampaikan pidato kenegaraan. Tentunya kamu juga pernah melihat ketua OSIS memberikan sambutan untuk membuka kegiatan lomba di sekolahmu.
Atau, mungkin kamu pernah juga menyaksikan seseorang yang memberikan ceramah / khutbah pada acara/kegiatan keagamaan, misalnya, saat salat Jumat.

Nah, adakah perbedaan antara pidato, sambutan, ceramah, dan  khutbah?
Pidato, sambutan, dan khutbah sebenarnya memiliki pengertian yang hampir sama, yaitu kegiatan berbicara di depan khalayak. Perbedaannya hanya sambutan biasanya disebut juga pidato yang biasanya disampaikan untuk mengantar/menyambut sebuah acara/kegiatan, sedangkan ceramah/khutbah biasanya pidato yang berisi ajara-ajaran hidup, seperti ceramah/khutbah pada kegiatan keagamaan.

2. Jenis Pidato
Jenis-jenis pidato dibedakan menjadi dua, yaitu jenis pidato dilihat dari segi persiapan dan dilihat dari segi tujuan. Berikut ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai jenis pidato dilihat dari segi persiapan.

1)   Dengan Teks (manuskrip)  
Jenis pidato ini mengandalkan teks pidato sebagai alat bantu untuk membawakan pidato. Berpidato dengan jenisini cenderung dinamakan membacakan  pidato. Biasanya berpidato dengan teks ini sangat dibutuhkan pada acara-acara formal sehingga bisa meminimalkan kesalahan. Oleh karena itu, kelebihan nya antara lain, kata-kata dapat dipilih dan disusun sebaik-baiknya sehingga orang yang memberikan pidato terdengar fasih dalam menyampaikannya.
Contoh:
Kamu sebagai ketua OSIS diminta untuk menyampaikan pidato pada kegiatan pentas seni di sekolah. Sebelum acara tentu kamu akan menyiapkan teks terlebih dahulu karena acara ini adalah acara formal dan dihadiri oleh para tamu, seperti kepala sekolah SMP lain, kepala Kementerian Pendidikan, dan orang tua siswa.

2)   Tanpa Teks (memoriter)
Jenis pidato ini berarti bahwa orang yang berpidato harus menghafal seluruh isi pidato yang akan disampaikannya. Kelebihannya antara lain, kata-kata dapat dipilih dengan sebaik-baiknya dan  gerakserta  isyarat saat berpidato dapat disesuaikan dengan uraian isi pidato.
Contoh:
kamu akan mengikuti sebuah lomba pidato saat kegiatan bulan bahasa di tingkat  kecamatan/provinsi.Biasanya untuk mengikuti lomba semacam ini, kamu harus menghafal seluruh isi pidatonya.

3)   Catatan Garis Besar/Kerangka (ekstemporan)
Pidato dengan jenis ini berarti bahwa  orang yang berpidato hanya mencatat hal-hal yang penting berupa garis besar isi pidato atau pokok-pokok yang akan dibahas, tetapi orang yang berpidato tidak mengingatnya kata per kata. Biasanya seseorang yang menyampaikan pidato hanya dengan menggunakan catatan garis besar ini sudah sering tampil di depan khalayak. Kelebihannya seperti, komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik dan pesan yang disampaikan  dapat lebih fleksibel.
Contoh:
Kepala sekolah atau guru yang menyampaikan pidato  saat upacara bendera  atau   Bapak RT dilingkungan rumahmu menyampaikan pidato  saat kegiatan  pentas seni dalam rangka memeriahkan hari Kemerdekaan.

4)   Serta-merta, Tanpa Persiapan (impromptu)
Pidato dengan jenis ini berarti bahwa orang yang berpidato langsung tampil berpidato tanpa persiapan apa-apa karena diminta berpidato secara mendadak. Keuntungan berpidato dengan serta-merta ini antara lain, orang yang berpidato lebih dapat mengungkapkan perasaannya, gagasan disampaikan secara spontan, dan memungkinkan orang yang berpidato untuk terus berpikir.
Contoh: kamu memenangkan sebuah lomba berpidato atau lomba menulis karya ilmiah yang diadakan di tingkat kecamatan/provinsi. Kamu diminta  untuk menyampaikan pidato secara langsung yang isinya berkaitan dengan kemenanganmu dan ucapan terima kasih.

Seseorang yang akan menyampaikan pidato terlebih dahulu harus menentukan tujuan apa yang hendak dicapai. Berikut ini akan dibahas mengenai jenis pidato dilihat dari segi tujuan.
1.   Pidato Informatif
Pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang banyak/khalayak mengetahui tentang sesuatu.
Contoh:
pidato pada peringatan hari pendidikan, hari kemerdekaan, dan peringatan bulan bahasa.
  2.  Pidato Pesuasif
Pidato yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan kita secara sukarela.
Contoh:
pidato bertema kesehatan, kenakalan remaja,  dan narkoba.
  3.   Pidato Rekreatif
Pidato yang tujuan utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain.
Namun, perlu diketahui bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri. Ketiga jenis pidato ini saling melengkapi satu sama lain. Pada dasarnya di dalam sebuah pidato ada penyampaian informasi, ajakan/bujukan yang biasanya disampaikan menjelang akhir pidato, dan ada hiburan untuk orang lain agar pidato yang disampaikan tidak membosankan. Selain itu, perbedaan di antara ketiganya hanya terletak pada titik berat  tujuan pokok pidato.


3.   Tema Pidato

Untuk mengikat orang banyak/khalayak agar tetap menyaksikan pidato kita, pemilihan tema atau topik pidato merupakan hal yang sangat penting. Penentuan tema sejak awal pun berguna agar pidato yang disampaikan tidak keluar dari permasalahan yang akan dikemukakan.
Biasanya tema atau topik pidato yang disampaikan oleh orang yang berpidato berpatokan pada momen kegiatan atau acara. Sebagai contoh, kamu diundang untuk berpidato pada acara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan pada 17 Agustus, tentu saja tema pidato yang akan disampaikan, misalnya, perjuangan para pahlawan Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Contoh lain, kamu diundang  untuk berpidato pada kegiatan bulan bahasa yang biasa diperingati selama sebulan pada bulan Oktober, tentu saja tema yang akan dipilih adalah tentang kedudukan bahasa Indonesia sekarang atau sejarah bahasa Indonesia yang berhubungan dengan peringatan sumpah pemuda.
Nah, bisakah kamu menentukan tema apa yang akan kamu sampaikan jika kamudiminta berpidato  saat  acara pelepasan kelas IX?

4.  Struktur Pidato
Sebuah teks pidato memiliki struktur/kerangka pidato. Struktur/kerangka teks pidato ini disusun secara berurutan sehingga saat membacakan / menyampaikan pidato pun sesuai dengan kerangka yang telah disusun. Adapun struktur pidato  terdiri atas.

1.   Salam pembuka
Salam pembuka dipilih sesuai dengan khalayak yang hadir. Jika khalayak yang hadir adalah orang Islam, salam yang disampaikan adalah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sebaliknya, jika yang hadir orang Kristiani, sering digunakan salam sejahtera. Jika klahayak yang hadir adalah masyarakat umum, sering digunakan salam yang umum, seperti, selamat pagi, selamat siang, atau  selamat malam.
Biasanya salam pembuka diiringi dengan sapaan kepada yang hadir dalam acara tersebut. Aturan dalam menyampaikan sapaan pun harus benar, yaitu dimulai dari hadirin yang memiliki kedudukan paling tinggi hingga yang paling rendah secara berurutan.

2.   Pembuka pidato
Struktur berikutnya adalah pembuka pidato. Pembuka pidato ini hanya berisi kata-kata pembuka/pendahuluan untuk mengantarkan pendengar/khalayak pada isi pidato yang sesungguhnya.
a. Pendahuluan
Pendahuluan pidato ini biasanya berisi ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menyebutkan topik pidato yang akan disampaikan.

3.   Pembahasan isi pokok pidato
Sesuai dengan topik yang telah ditentukan, isi pidato yang akan disampaikan dapat dijabarkan menjadi sebuah teks pidato yang utuh dan lengkap. Teks pidato yang ditulis harus memuat informasi yang dibutuhkan oleh pendengar/ khalayak agar pendengar tidak merasa sia-sia mendengarkan pidato yang disampaikan. Terlebih lagi jika isi teks pidato tersebut bisa menjadi alat sehingga pendengar merasa termotivasi atau terhibur setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.

4.   Penutup pidato
Struktur berikutnya adalah penutup pidato. Penutup pidato ini terdiri atas bagian simpulan dan harapan-harapan.
      a.  Simpulan
Sebuah teks pidato yang baik harus memuat sebuah kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat disampaikan langsung oleh orang yang berpidato (tersurat), dapat juga pendengar menafsirkannya sendiri (tersirat). Jika berpidato di hadapan anak-anak, umumnya simpulan disampaikan secara langsung  sebagai penekanan isi pidato.
      b.  Harapan-harapan
Dalam sebuah teks pidato, harapan-harapan dari orang yang berpidato pun sangat penting. Harapan-harapan ini berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada pendengar pidato setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.

5.   Salam penutup
Struktur terakhir adalah salam penutup. Biasanya salam penutup ini dibarengi dengan ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan ditutup dengan salam penutup.

5.      Menulis Naskah Pidato


Pengembangan teks pidato dilakukan dengan menguraikan pokok-pokok masalah pada kerangka karangan menjadi kalimat-kalimat ke paragraf-paragraf. Teks pidato pun disusun dengan memerhatikan kaidah penulisan, penggunaan tanda baca, dan pilihan kata. Namun, sebelum mengembangkan kerangka naskah pidato, sebaiknya orang yang akan berpidato menentukan tujuan berpidato dan menganalisis pendengar agar pidato yang disampaikan menjadi efektif dan efisien.

(klik geser teks pilihan pada kolom sebelah kanan ke kotak biru jawaban).


a).  Menentukan tujuan berpidato
Tujuan berpidato sangat penting dalam menyusun teks pidato agar pidato yang disampaikan nantinya dapat berguna bagi pendengar. Pada uraian sebelumnya telah dibahas mengenai tujuan berpidato, yaitu menyampaikan informasi, membujuk/mempengaruhi pikiran pendengar, dan untuk menghibur pendengar. Ketiga tujuan ini saling berkaitan, tetapi penulis teks pidato dapat menitikberatkannya pada satu tujuan  yang ingin dicapai.

b).  Menganalisis Pendengar
Menganalisis pendengar pun sesuatu hal yang penting dalam menyusun teks pidato.  Menganalisis pendengar ini didasarkan pada  tingkat usia pendengar, pendidikannya, dan pekerjaan pendengar. Hal ini sangat dibutuhkan dan berkaitan dengan bahasa yang digunakan dalam teks pidato agar pesan dalam pidato dapat diterima dengan  mudah sesuai dengan tingkat usia, pendidikan, dan pendengarnya.

6. Menyunting Naskah Pidato


Menyunting adalah pekerjaan memeriksa dan memperbaiki kesalahan penggunaan. Menyunting naskah pidato dengan memperhatikan penggunaan ejaan, pilihan kata, dan penggunaan kalimat. Perhatikan penggalan teks pidato di bawah ini!




Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
yang terhormat bapak dan ibu guru dan teman-teman yang saya banggakan.
marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmatnya sehingga kita dapat berkumpul di sini. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato  tentang menghindari penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda.
harus  kita pahami bahwa narkoba di Indonesia masuk, terutama untuk kalangan generasi muda. Narkoba atau zat psikotropika adalah merupakan zat atau bahan-bahan kimia yang dapat mengubah pikiran, perasaan, fungsi menta,l dan perilaku seseorang.  Selain itu, zat psikoaktif atau biasa disebut dengan zat psikotropika ini adalah sejenis obat, narkotika, alcohol, dan lainnya yang dapat  membuat mabuk dan kecanduan jika digunakan di luar tujuan pengobatan.
jumlah kesalahgunaan pemakaian narkoba/narkotika semakin hari semakin begitu besar saja di Indonesia.  Hal tersebut mungkin dikarenakan lemahnya penegakan hukum di Indonesia dan kurangnya pengawasan dari petugas Bea dan Cukai  sehingga para pengedar Internasional dapat bekerja sama dengan warga negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan narkoba tentu saja membawa dampak yang luas dan kompleks  dampak pemakaian narkoba bagi tubuh manusia jelas dapat merusak otak, saraf, dan organ tubuh lainnya. bukan hanya pemakai yang merasa timbul dampak negatif pada dirinya, lingkungan sekitarnya pun terkena dampaknya.   Sebagai contoh, perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas,  dan tindak kekerasan lainnya yang semakin merajalela dan  meningkat merupakan sedikit dari dampak yang ditimbulkan oleh narkoba. karena itu,  generasi muda seharusnya menghindari diri dari narkoba yang sangat-sangat dilarang  pemerintah dan agama.

Perhatikan kutipan teks pidato yang telah disunting!
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Yang terhormat Bapak dan Ibu Guru dan teman-teman yang saya banggakan.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul di sini. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato  tentang menghindari penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda.
Perlu kita ketahui bahwa narkoba atau narkotika masuk ke Indonesia, terutama di kalangan generasi muda. Narkoba atau zat psikotropika merupakan zat atau bahan-bahan kimia yang dapat mengubah pikiran, perasaan, fungsi menta,l dan perilaku seseorang.  Selain itu, zat psikoaktif atau biasa disebut dengan zat psikotropika ini adalah sejenis obat, narkotika, alkohol, dan lainnya yang dapat  membuat mabuk dan kecanduan jika digunakan di luar tujuan pengobatan.
Jumlah penyalahgunaan narkoba/narkotika di Indonesia makin hari makin begitu besar.  Hal tersebut mungkin disebabkan oleh lemahnya penegakan hukum di Indonesia dan kurangnya pengawasan dari petugas bea dan cukai  sehingga para pengedar internasional dapat bekerjasama dengan warga negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan narkoba tentu saja membawa dampak yang luas dan kompleks. Dampak pemakaian narkoba bagi tubuh manusia jelas dapat merusak otak, saraf, dan organ tubuh lainnya. Tidak hanya menimbulkan dampak negatif bagi pemakai, lingkungan sekitarnya pun terkena dampaknya.  Perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas,  dan tindak kekerasan lainnya yang semakin merajalela dan  meningkat merupakan contoh dampak yang ditimbulkan oleh narkoba. Oleh karena itu,  sudah seharusnya generasi muda menghindarkan diri dari pemakaian narkoba yang sangat dilarang oleh pemerintah dan agama.

1 komentar:

Entri Populer (Top Ten)

Reguler dan Boarding - Jogja Islamic School