Kompetensi
Kompetensi
Dasar:
Menulis teks pidato/ceramah/khutbah
Indikator:
- Mampu Mencermati teks pidato/ceramah/khutbah
- Berdiskusi untuk menentukan sistematika pidato/ceramah/khutbah
- Menentukan tema pidato/ceramah/khutbah yang akan akan disampaikan
- Menyusun kerangka pidato
- Mengembangkan kerangka pidato menjadi pidato dengan sistematika yang baik dan bahasa yang efektif
- Menyunting teks pidato
Pendahuluan
Kamu pasti sering melihat seseorang yang berpidato, entah di sekolah entah
di lingkungan rumahmu. Jika di sekolah, setiap hari Senin kamu pasti melihat
kepala sekolah/gurumu memberikan pidato/sambutan saat upacara bendera. Mereka
itu berpidato/memberikan sambutan ada yang memakai teks dan ada juga yang
tidak. Jika kamu ingin pandai berpidato di depan orang banyak, kamu harus
berlatih dulu menulis teks pidato. Nah, maukah kamu pandai menulis teks pidato?
Untuk berlatih menulis teks pidato, kamu harus mengikuti
langkah-langkah yang ada dalam materi ini. Kamu harus memulainya dengan
memahami pengertian teks pidato dan jenis-jenisnya, menentukan tema,
menyusun kerangka, lalu berlatih menulis teks pidato. Selanjutnya, kamu juga
akan berlatih menyunting teks pidato.
Pengertian
1. Pengertian Pidato
Pidato adalah pengungkapan gagasan
dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak/khalayak. Ibarat dua
orang yang sedang mengobrol, dalam berpidato dua pelaku komunikasi harus ada.
Dua orang tersebut yakni orang yang berpidato sebagai pembicara dan orang
banyak/khalayak sebagai pendengar. Jika salah satu tidak ada, kegiatan
berpidato tidak dapat berjalan dengan baik.
Kamu tentunya sudah sering melihat orang berpidato,
bukan? Di sekolah setiap hari Senin kepala sekolah atau gurumu memberikan pidato dalam
kegiatan upacara bendera.
Menjelang hari Kemerdekaan 17 Agustus Bapak Presiden juga biasanya menyampaikan pidato kenegaraan. Tentunya kamu juga pernah melihat ketua OSIS memberikan sambutan untuk membuka kegiatan lomba di sekolahmu.
Atau,
mungkin kamu pernah juga menyaksikan seseorang yang memberikan ceramah / khutbah pada
acara/kegiatan keagamaan, misalnya, saat salat Jumat.
Pidato, sambutan, dan khutbah sebenarnya memiliki
pengertian yang hampir sama, yaitu kegiatan berbicara di depan khalayak.
Perbedaannya hanya sambutan biasanya disebut juga pidato yang biasanya
disampaikan untuk mengantar/menyambut sebuah acara/kegiatan, sedangkan ceramah/khutbah biasanya
pidato yang berisi ajara-ajaran hidup, seperti ceramah/khutbah pada kegiatan
keagamaan.
2. Jenis
Pidato
Jenis-jenis
pidato dibedakan menjadi dua, yaitu jenis pidato dilihat dari segi persiapan
dan dilihat dari segi tujuan. Berikut ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai
jenis pidato dilihat dari segi persiapan.
1) Dengan Teks (manuskrip)
Jenis pidato ini mengandalkan teks pidato
sebagai alat bantu untuk membawakan pidato. Berpidato dengan jenisini cenderung
dinamakan membacakan pidato. Biasanya berpidato dengan teks ini sangat
dibutuhkan pada acara-acara formal sehingga bisa meminimalkan kesalahan. Oleh
karena itu, kelebihan nya antara lain, kata-kata dapat dipilih dan disusun
sebaik-baiknya sehingga orang yang memberikan pidato terdengar fasih dalam
menyampaikannya.
Contoh:
Kamu sebagai ketua OSIS diminta untuk
menyampaikan pidato pada kegiatan pentas seni di sekolah. Sebelum acara tentu
kamu akan menyiapkan teks terlebih dahulu karena acara ini adalah acara formal
dan dihadiri oleh para tamu, seperti kepala sekolah SMP lain, kepala
Kementerian Pendidikan, dan orang tua siswa.
2) Tanpa Teks (memoriter)
Jenis pidato ini berarti bahwa orang yang
berpidato harus menghafal seluruh isi pidato yang akan disampaikannya.
Kelebihannya antara lain, kata-kata dapat dipilih dengan sebaik-baiknya
dan gerakserta isyarat saat berpidato dapat disesuaikan dengan
uraian isi pidato.
Contoh:
kamu akan mengikuti sebuah lomba pidato
saat kegiatan bulan bahasa di tingkat kecamatan/provinsi.Biasanya untuk
mengikuti lomba semacam ini, kamu harus menghafal seluruh isi pidatonya.
3) Catatan Garis Besar/Kerangka (ekstemporan)
Pidato dengan jenis ini berarti
bahwa orang yang berpidato hanya mencatat hal-hal yang penting berupa
garis besar isi pidato atau pokok-pokok yang akan dibahas, tetapi orang yang
berpidato tidak mengingatnya kata per kata. Biasanya seseorang yang
menyampaikan pidato hanya dengan menggunakan catatan garis besar ini sudah
sering tampil di depan khalayak. Kelebihannya seperti, komunikasi pembicara
dengan pendengar lebih baik dan pesan yang disampaikan dapat lebih
fleksibel.
Contoh:
Kepala sekolah atau guru yang
menyampaikan pidato saat upacara bendera atau Bapak RT
dilingkungan rumahmu menyampaikan pidato saat kegiatan pentas seni
dalam rangka memeriahkan hari Kemerdekaan.
4) Serta-merta, Tanpa Persiapan (impromptu)
Pidato dengan jenis ini berarti bahwa
orang yang berpidato langsung tampil berpidato tanpa persiapan apa-apa karena
diminta berpidato secara mendadak. Keuntungan berpidato dengan serta-merta ini
antara lain, orang yang berpidato lebih dapat mengungkapkan perasaannya,
gagasan disampaikan secara spontan, dan memungkinkan orang yang berpidato untuk
terus berpikir.
Contoh: kamu memenangkan sebuah lomba
berpidato atau lomba menulis karya ilmiah yang diadakan di tingkat
kecamatan/provinsi. Kamu diminta untuk menyampaikan pidato secara
langsung yang isinya berkaitan dengan kemenanganmu dan ucapan terima kasih.
Seseorang yang akan menyampaikan pidato
terlebih dahulu harus menentukan tujuan apa yang hendak dicapai. Berikut ini
akan dibahas mengenai jenis pidato dilihat dari segi tujuan.
1. Pidato Informatif
Pidato yang tujuan utamanya untuk
menyampaikan informasi agar orang banyak/khalayak mengetahui tentang sesuatu.
Contoh:
pidato pada peringatan hari pendidikan,
hari kemerdekaan, dan peringatan bulan bahasa.
2. Pidato Pesuasif
Pidato yang tujuan utamanya membujuk atau
mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan kita secara sukarela.
Contoh:
pidato bertema kesehatan, kenakalan
remaja, dan narkoba.
3. Pidato Rekreatif
Pidato yang tujuan utamanya adalah
menyenangkan atau menghibur orang lain.
Namun, perlu diketahui bahwa dalam
kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri. Ketiga jenis
pidato ini saling melengkapi satu sama lain. Pada dasarnya di dalam sebuah
pidato ada penyampaian informasi, ajakan/bujukan yang biasanya disampaikan
menjelang akhir pidato, dan ada hiburan untuk orang lain agar pidato yang
disampaikan tidak membosankan. Selain itu, perbedaan di antara ketiganya hanya
terletak pada titik berat tujuan pokok pidato.
3. Tema Pidato
Untuk mengikat orang banyak/khalayak
agar tetap menyaksikan pidato kita, pemilihan tema atau topik pidato merupakan
hal yang sangat penting. Penentuan tema sejak awal pun berguna agar pidato yang
disampaikan tidak keluar dari permasalahan yang akan dikemukakan.
Biasanya tema atau topik pidato yang
disampaikan oleh orang yang berpidato berpatokan pada momen kegiatan atau
acara. Sebagai contoh, kamu diundang untuk berpidato pada acara peringatan Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan pada 17 Agustus, tentu saja tema pidato yang akan disampaikan, misalnya, perjuangan para
pahlawan Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Contoh lain, kamu diundang untuk berpidato pada kegiatan bulan bahasa
yang biasa diperingati selama sebulan pada bulan Oktober, tentu saja tema yang
akan dipilih adalah tentang kedudukan bahasa Indonesia sekarang atau sejarah bahasa Indonesia yang berhubungan
dengan peringatan sumpah pemuda.
Nah, bisakah kamu menentukan tema apa
yang akan kamu sampaikan jika kamudiminta berpidato saat
acara pelepasan kelas IX?
4. Struktur Pidato
Sebuah teks pidato memiliki
struktur/kerangka pidato. Struktur/kerangka teks pidato ini disusun secara
berurutan sehingga saat membacakan / menyampaikan pidato pun sesuai dengan
kerangka yang telah disusun. Adapun struktur pidato terdiri atas.
1. Salam pembuka
Salam pembuka dipilih sesuai dengan
khalayak yang hadir. Jika khalayak yang hadir adalah orang Islam, salam yang
disampaikan adalah assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Sebaliknya, jika yang hadir orang
Kristiani, sering digunakan salam sejahtera.
Jika klahayak yang hadir adalah masyarakat umum, sering digunakan salam yang
umum, seperti, selamat pagi, selamat siang,
atau selamat malam.
Biasanya salam pembuka diiringi dengan
sapaan kepada yang hadir dalam acara tersebut. Aturan dalam menyampaikan sapaan
pun harus benar, yaitu dimulai dari hadirin yang memiliki kedudukan paling
tinggi hingga yang paling rendah secara berurutan.
2. Pembuka pidato
Struktur berikutnya adalah pembuka
pidato. Pembuka pidato ini hanya berisi kata-kata pembuka/pendahuluan untuk
mengantarkan pendengar/khalayak pada isi pidato yang sesungguhnya.
a. Pendahuluan
Pendahuluan pidato ini biasanya berisi
ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menyebutkan topik pidato yang akan
disampaikan.
3. Pembahasan isi pokok pidato
Sesuai dengan topik yang telah
ditentukan, isi pidato yang akan disampaikan dapat dijabarkan menjadi sebuah
teks pidato yang utuh dan lengkap. Teks pidato yang ditulis harus memuat
informasi yang dibutuhkan oleh pendengar/ khalayak agar pendengar tidak merasa
sia-sia mendengarkan pidato yang disampaikan. Terlebih lagi jika isi teks
pidato tersebut bisa menjadi alat sehingga pendengar merasa termotivasi atau
terhibur setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.
4. Penutup pidato
Struktur berikutnya adalah penutup
pidato. Penutup pidato ini terdiri atas bagian simpulan dan harapan-harapan.
a. Simpulan
Sebuah teks pidato yang baik harus memuat
sebuah kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat disampaikan langsung oleh orang
yang berpidato (tersurat), dapat juga pendengar menafsirkannya sendiri
(tersirat). Jika berpidato di hadapan anak-anak, umumnya simpulan disampaikan
secara langsung sebagai penekanan isi
pidato.
b. Harapan-harapan
Dalam
sebuah teks pidato, harapan-harapan dari orang yang berpidato pun sangat
penting. Harapan-harapan ini berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada
pendengar pidato setelah mendengarkan pidato yang disampaikan.
5. Salam
penutup
Struktur terakhir adalah
salam penutup. Biasanya salam penutup ini dibarengi dengan ucapan terima kasih,
permohonan maaf, dan ditutup dengan salam penutup.
5. Menulis Naskah Pidato
Pengembangan
teks pidato dilakukan dengan menguraikan pokok-pokok masalah pada kerangka
karangan menjadi kalimat-kalimat ke paragraf-paragraf. Teks pidato pun disusun
dengan memerhatikan kaidah penulisan, penggunaan tanda baca, dan pilihan kata.
Namun, sebelum mengembangkan kerangka naskah pidato, sebaiknya orang yang akan
berpidato menentukan tujuan berpidato dan menganalisis pendengar agar pidato
yang disampaikan menjadi efektif dan efisien.
(klik geser teks pilihan pada kolom sebelah kanan ke kotak biru jawaban).
a). Menentukan tujuan berpidato
Tujuan berpidato sangat
penting dalam menyusun teks pidato agar pidato yang disampaikan nantinya dapat
berguna bagi pendengar. Pada uraian sebelumnya telah dibahas mengenai tujuan
berpidato, yaitu menyampaikan informasi, membujuk/mempengaruhi pikiran
pendengar, dan untuk menghibur pendengar. Ketiga tujuan ini saling berkaitan,
tetapi penulis teks pidato dapat menitikberatkannya pada satu tujuan yang ingin dicapai.
b). Menganalisis
Pendengar
Menganalisis pendengar pun
sesuatu hal yang penting dalam menyusun teks pidato. Menganalisis pendengar ini didasarkan
pada tingkat usia pendengar,
pendidikannya, dan pekerjaan pendengar. Hal ini sangat dibutuhkan dan berkaitan
dengan bahasa yang digunakan dalam teks pidato agar pesan dalam pidato dapat
diterima dengan mudah sesuai dengan
tingkat usia, pendidikan, dan pendengarnya.
6. Menyunting Naskah Pidato
Menyunting adalah pekerjaan memeriksa dan memperbaiki
kesalahan penggunaan. Menyunting naskah pidato dengan memperhatikan penggunaan ejaan,
pilihan kata, dan penggunaan kalimat. Perhatikan penggalan teks pidato di bawah
ini!
|
Perhatikan kutipan teks pidato yang telah disunting!
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Yang terhormat Bapak dan Ibu Guru dan teman-teman yang saya banggakan.
Yang terhormat Bapak dan Ibu Guru dan teman-teman yang saya banggakan.
Marilah kita panjatkan
puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga
kita dapat berkumpul di sini. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan
pidato tentang menghindari
penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda.
Perlu kita ketahui
bahwa narkoba atau narkotika masuk ke Indonesia, terutama di kalangan
generasi muda. Narkoba atau zat psikotropika merupakan zat atau bahan-bahan
kimia yang dapat mengubah pikiran, perasaan, fungsi menta,l dan perilaku
seseorang. Selain itu, zat psikoaktif
atau biasa disebut dengan zat psikotropika ini adalah sejenis obat, narkotika,
alkohol, dan lainnya yang dapat membuat
mabuk dan kecanduan jika digunakan di luar tujuan pengobatan.
Jumlah penyalahgunaan
narkoba/narkotika di Indonesia makin hari makin begitu besar. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh lemahnya
penegakan hukum di Indonesia
dan kurangnya pengawasan dari petugas bea dan cukai sehingga para pengedar internasional dapat
bekerjasama dengan warga negara Indonesia
dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan narkoba tentu saja membawa
dampak yang luas dan kompleks. Dampak pemakaian narkoba bagi tubuh manusia
jelas dapat merusak otak, saraf, dan organ tubuh lainnya. Tidak hanya
menimbulkan dampak negatif bagi pemakai, lingkungan sekitarnya pun terkena
dampaknya. Perubahan perilaku, gangguan
kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas, dan tindak kekerasan lainnya yang semakin
merajalela dan meningkat merupakan
contoh dampak yang ditimbulkan oleh narkoba. Oleh karena itu, sudah seharusnya generasi muda menghindarkan
diri dari pemakaian narkoba yang sangat dilarang oleh pemerintah dan agama.
bermanfaaat sekali ... http://masihwan.com
BalasHapus