Oleh : Abu Aqdam
Sekarang kita mulai
dengan siklus kehidupan dalam tubuh manusia yang sangat cepat. Informasi yang
akan disajikan berikut ini mungkin belum banyak diketahui umum, padahal sangat
bermanfaat agar kita tahu kekuasaan Allah Swt pada diri kita.
Informasi tersebut
bisa dimulai dengan contoh yang sangat sederhana.
Apakah kita tahu
bahwa seluruh sel tubuh kita jika tidak diperpaharui dengan berkesinambungan
akan mendapat penuaan dini dan mengalami penurunan vitalitas ? Dengan kata
lain, kita akan menjadi loyo dan lebih cepat meninggal. Dengan vitalitas dan
semangat kita, sudah sepantasnya ada pembaruan sel-sel yang dilakukan secara
terus-menerus. Setiap detiknya, ada 200 juta sel yang mati di tubuh kita. Ada 200 juta sel baru
yang menggantikan 200 juta sel yang sudah mati hingga kita bisa tetap muda.
Wahai para pemuda
yang menikmati kekuatan prima seperti kekuatan kalian sekarang ini ! Ingat, 200
juta sel itulah yang memperbarui kalian secara berkesinambungan sampai pada
bagian sel-sel kulit luar. Untuk membuat wajah kita menjadi bagus, cerah, serta
bervitalitas, sel-sel wajah berubah setiap empat jam. Siapa yang mengajarkan
sel-sel ini berubah ?
Agar sel-sel perasa
yang ada di lisan bias berfungsi sebagai perasa terus-menerus, sel-sel itu
harus berubah setiap tujuh hari. Selaput dalam perut untuk sampai bias
mencerna, maka ia harus berubah setiap waktu. Bayangkan apa yang terjadi pada
kita tanpa Allah Swt ! Apakah kita sudah membayangkan bahwa tanpa bantuan dan
kasih sayang Allah Swt, betapa sulitnya proses kelahiran kita. Apa kiranya
nilai seorang manusia tanpa kasih sayang Allah Swt ?
Sepotong daging yang
kita makan saja, bila tanpa berbagai perangkat yang telah diberikan Allah Swt
untuk proses mencerna, membutuhkan waktu 50 tahun untuk bias dicerna jika ia
langsung masuk ke dalam perut tanpa enzim. Untuk mengurai sepotong daging yang
masuk ke dalam perut, dibutuhkan 50 tahun. Bayangkan berapa potong yang kita
makan setiap hari, belum lagi kita menelan makanan yang lain. Meski begitu,
masih ada manusia yang tidak menyebut nama Allah Swt pada saat sebelum makan.
Terkadang Allah Swt juga tidak dipujinya, padahal Allah Swt Yang memberi makan
dan memberi minum padanya. Parahnya lagi, dia bahkan tidak mau mengakui hal
ini.
Dalam suatu suapan,
mulut tidak menolak untuk mencerna karena ia selalu beribadah kepada Allah Swt.
Anehnya, manusia malah menolak beribadah.
Ketika Sepotong
daging diletakkan di dalam mulut kita, lihatlah susunan yang mengagumkan itu.
Yang pertama adalah susunan gigi. Gigi itu satu-satunya tulang yang tidak
tertutup. Mengapa ? Karena gigi berperan untuk mengunyah.
Untuk bisa mengunyah,
mulut harus memiliki saraf-saraf yang mempunyai kekuatan besar. Setelah
mengunyah, lidah melalui kelenjar mulut dengan menguraikan materi yang bias
membantu untuk mengunyah. Setelah itu, lidah berpisah dengan air liur. Mengapa?
Penguraian itu terjadi agar daging bias tersimpan dengan rapi hingga memasuki
tenggorokan. Ketika sudah masuk ke tenggorokan, barulah uvula (bagian
langit-langit mulut menonjol ke bawah) keluar.
Uvula inilah yang
membatasi jalur makanan, bisa masuk ke ruang uadara yang mengakibatkan tercekik
atau bisa juga masuk ke tenggorokan. Bayangkan uvula saja menyembah Allah Swt
dengan bentuk yang paling luar biasa. Pada saat pertama kali mengunyah, makanan
yang dimasukkan lidah ke dalam, langsung saja ruang udara dikunci oleh uvula.
Siapa yang sudah mengajari itu semua?! Sesekali uvula melakukan kesalahan. Ini
terjadi supaya kita mengingat betapa pentingnya uvula itu. Pada saat minum,
kita biasa mengatakan, "Alhamdulillah (segala puji bagi Allah Swt)."
Kita mengatakan itu agar kita mengetahui kelemahan kita dan mengetahui bahwa
segala sesuatu bukan kita yang menentukan.
Setelah mengetahui
semua itu, bagaimana kita masih berani berbuat maksiat? Allah Swt sangat mampu
untuk membuka uvula itu untuk dimasuki ruang udara. Akibatnya, kita bisa mati
dalam sekejap.
Kematian kita kala
itu tidak membutuhkan waktu lama. Anehnya, kita tetap saja berani bermaksiat.
Namun, berkat rahmat Allah Swt, meskipun kita sudah bermaksiat kepada Allah Swt
siang malam, tetapi Allah Swt tetap tidak membukakan uvula untuk ruang udara
meski dalam sekejap, karena uvula beribadah pada Allah Swt.
Mungkin uvula
"lepas tangan" dari kita pada saat kita bermaksiat. Ia mengatakan,
"Tuhan, biarkan saya menghancurkannya."
Di hari kiamat nanti,
ia akan menjadi saksi atas apa yang sudah kita lakukan. Kala itu, ia akan
mengatakan, "Tuhan, selama Engkau memberi kenikmatan padanya pada ribuan
kenikmatan dan suapan yang dimasukkannya padaku, aku tidak sampai
menghancurkannya lantaran aku patuh pada perintah-Mu."
*) Abu Aqdam adalah Guru SMP Islam Yogyakarta dan Humas PP Al Islam Jogja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar