- Lahir : Hari Senin, Amul Fiil (Tahun Gajah) di Kota Mekkah, Arab Saudi
- Meninggal : 8 Juni 632 M, Madinah, Arab Saudi
- Dimakamkan : Masjid Nabawi, Arab Saudi
- Orang tua : Abdullah bin Syaibah, Aminah binti Wahab
Muhammad bin Abdullāh (Arab: محمد بن عبد الله; Transliterasi: Muḥammad;[9] diucapkan [mʊħɑmmæd] ( simak); [10][11][12] (ca. 570/571 Mekkah[مَكَةَ ]/[ مَكَهْ ] – 8 Juni, 632 Madinah),[13] adalah pembawa ajaran/agama Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi dan rasul yang terakhir. Menurut sirah (biografi) yang tercatat tentang Muhammad, ia disebutkan lahir sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah (Makkah) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah pada usia 63 tahun. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hijazh, Arab Saudi. Nabi Muhammad haram digambarkan dalam bentuk patung, kartun ataupun gambar ilustrasi.
Michael H. Hart dalam bukunya The 100
menilai Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah
manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil
meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual maupun kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, barbar,
terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen kesukuan, menjadi bangsa
yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan kemiliteran dan bahkan
sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di dunia.[14]
Daftar isi
- 1 Etimologi
- 2 Genealogi
- 3 Riwayat
- 4 Mukjizat
- 5 Ciri Fisik Muhammad
- 6 Pernikahan
- 7 Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
- 8 Referensi
Etimologi
"Muhammad" secara bahasa berasal dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al-Qur'an[15], Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di Mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amiin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (رسول الله), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam
(صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan
dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah
namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim[16]
yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki
yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia
dewasa.
Genealogi
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.[17] Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.[18] Muhammad lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal sebagai Tahun Gajah).
Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr
(Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin
Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam
bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.
Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di
salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh
para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Maksud
dari Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah
Riwayat
Kelahiran : Maulud Nabi Muhammad
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570
M, yang merupakan tahun gagalnya Abrahah menyerang Mekkah. Muhammad
lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang
ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat
perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah[19], meninggal dalam perjalanan dagang di Madinah, yang ketika itu bernama Yastrib,
ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor
unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.[18]
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (sekarang Madinah)
untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun
dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.[17] Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya di sekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Lebanon, dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, meyakini bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal (2 Agustus 570 M).[18]
Perkenalan dengan Khadijah
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah,
begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang.
Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah
satu pendapatan yang stabil. Muhammad sering menemani pamannya berdagang
ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan sifatnya yang dapat
dipercaya menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak dipercaya
sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.
Salah seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang
bersifat jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang
janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku Arab.
Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke
berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat
Khadijah memercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah,
Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah
sangat terkesan ketika sekembalinya Muhammad membawakan hasil berdagang
yang lebih dari biasanya.
Seiring waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah,
mereka menikah pada saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah
telah berusia mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki
kecantikan yang dapat menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan
status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi
mereka, walaupun pada saat itu suku Quraisy memiliki budaya
yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang gadis ketimbang
janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap hidup
sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan
hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.
Memperoleh gelar
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam
perbaikan Ka'bah. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat
tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad,
Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan
penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab karena
sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga
akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan.
Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak,
angkuh dan sombong yang lazim di kalangan bangsa Arab saat itu. Ia
dikenal menyayangi orang-orang miskin,
janda-janda tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan
dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan
yang sudah membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang berarti "yang benar".
Kerasulan
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang
senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang
ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur
(merenung) dan mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat
bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang
bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon
kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat
yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia
tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad
membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:
“ | Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5) | ” |
Muhammad berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama
sekaligus pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut
perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah atau tahun masehi
(penanggalan berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira
tersebut, Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu
tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang baru
saja dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya selimut.
Diriwayatkan pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah
mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal.
Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab
suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad,
Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang
nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Muhammad menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam
jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan
kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat Quran
turun disertai oleh Asbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qurʾān (bacaan).
Sebagian ayat Quran mempunyai tafsir atau pengertian yang izhar (jelas), terutama ayat-ayat mengenai hukum Islam,
hukum perdagangan, hukum pernikahan dan landasan peraturan yang
ditetapkan oleh Islam dalam aspek lain. Sedangkan sebagian ayat lain
yang diturunkan pada Muhammad bersifat samar pengertiannya, dalam artian
perlu ada interpretasi dan pengkajian lebih mendalam untuk memastikan
makna yang terkandung di dalamnya, dalam hal ini kebanyakan Muhammad
memberi contoh langsung penerapan ayat-ayat tersebut dalam interaksi
sosial dan religiusnya sehari-hari, sehingga para pengikutnya
mengikutinya sebagai contoh dan standar dalam berperilaku dan bertata
krama dalam kehidupan bermasyarakat.
Mendapatkan pengikut : As-Sabiqun al-Awwalun
Selama tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul,
Muhammad hanya menyebarkan Islam secara terbatas di kalanganteman-teman
dekat dan kerabatnya, hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi akut dan
masif dari kalangan bangsa Arab saat itu yang sudah sangat terasimilasi
budayanya dengan tindakan-tindakan amoral, yang dalam konteks ini
bertentangan dengan apa yang akan dibawa dan ditawarkan oleh Muhammad.
Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad pada
masa-masa awal adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat
awam yang dekat dengannya di kehidupan sehari-hari, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Setelah sekian lama banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail yang kemudian masuk ke agama yang dibawa Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun atau Yang pertama-tama.
Penyebaran Islam
Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara
diam-diam, Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka
kepada masyarakat Mekkah, respon yang ia terima sangat keras dan masif,
ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan
dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah
saat itu. Pemimpin Mekkah Abu Jahal
menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan
hidup orang Mekkah, akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat
jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin
Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal
disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan
masyarakat Mekkah.
Walau mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut
dalam jumlah besar, para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya
melalui perdagangan ke negeri Syam, Persia,
dan kawasan jazirah Arab. Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan
tertarik kemudian datang ke Mekkah dan Madinah untuk mendengar langsung
dari Muhammad, penampilan dan kepribadiannya yang sudah terkenal baik
memudahkannya untuk mendapat simpati dan dukungan dalam jumlah yang
lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah ketika Umar bin Khattab
dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk
memeluk ajaran islam, meskipun banyak juga yang menjadi antipati
mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat besar di Mekkah dan Medinah.
Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut dari negeri Farsi
(sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat Muhammad.
Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus
atau raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke
negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah.
Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Kronologi Kehidupan Muhammad | |
---|---|
Tanggal dan lokasi penting dalam hidup Muhammad | |
569 | Meninggalnya ayah, Abdullah |
570 | Tanggal lahir (perkiraan), 20 April: Makkah |
570 | Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah |
576 | Meninggalnya ibu, Aminah |
578 | Meninggalnya kakek, Abdul Muthalib |
583 | Melakukan perjalanan dagang ke Suriah |
595 | Bertemu dan menikah dengan Khadijah |
610 | Wahyu pertama turun dan menjadi Nabi sekaligus Rasul, kemudian mendapatkan sedikit pengikut: As-Sabiqun al-Awwalun |
613 | Menyebarkan Islam kepada umum: Makkah |
614 | Mendapatkan banyak pengikut: |
615 | Hijrah pertama ke Habsyah |
616 | Awal dari pemboikotan Quraish terhadap Bani Hasyim |
619 | Akhir dari pemboikotan Quraish terhadap Bani Hasyim |
619 | Tahun kesedihan: Khadijah dan Abu Thalib meninggal |
620 | Dihibur oleh Allah melalui Malaikat Jibril dengan cara Isra' dan Mi'raj sekaligus menerima perintah salat 5 waktu |
621 | Bai'at 'Aqabah pertama |
622 | Bai'at 'Aqabah kedua |
622 | Hijrah ke Madinah |
624 | Pertempuran Badar |
624 | Pengusiran Bani Qaynuqa |
625 | Pertempuran Uhud |
625 | Pengusiran Bani Nadir |
625 | Pertempuran Zaturriqa` |
626 | Penyerangan ke Dumat al-Jandal: Suriah |
627 | Pertempuran Khandak |
627 | Penghancuran Bani Quraizhah |
628 | Perjanjian Hudaibiyyah |
628 | Melakukan umrah ke Ka'bah |
628 | Pertempuran Khaybar |
629 | Melakukan ibadah haji |
629 | Pertempuran Mu'tah |
630 | Pembukaan Kota Makkah |
630 | Pertempuran Hunain |
630 | Pertempuran Autas |
630 | Pendudukan Thaif |
631 | Menguasai sebagian besar Jazirah Arab |
632 | Pertempuran Tabuk |
632 | Haji Wada' |
632 | Meninggal (8 Juni): Madinah |
Hijrah ke Madinah
Masyarakat Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah ke Bait Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan dalam kunjungan tersebut. Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan ajarannya ialah sekumpulan orang dari Yatsrib. Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang yang telah terlebih dahulu memeluk Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi para pemeluk Islam dan Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah, mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam. Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib PADA TAHUN 622 M.
Mengetahui bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah
Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan
berhijrah ke Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan
agama Islam ke daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama
kurang lebih dua bulan ia dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan
dan serangkaian perjanjian, akhirnya masyarakat Muslim pindah dari
Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah kedatangan rombongan dari
Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun Nabi (kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum minoritas Kristen dan Yahudi.
Dalam periode setelah hijrah ke Madinah, Muhammad sering mendapat
serangkaian serangan, teror, ancaman pembunuhan dan peperangan yang ia
terima dari penguasa Mekkah, akan tetapi semuanya dapat teratasi lebih
mudah dengan umat Islam yang saat itu telah bersatu di Madinah.
Tahun 629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad
berangkat kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak
10.000 orang, saat itu ia bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan
menyatukan para penduduk kota Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah yang
tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan
kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan diserahkan
tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun
berikutnya ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan Mekkah dan
Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil menyebarluaskan
Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan
semua berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan
amnesti umum dan menegakkan peraturan Islam di kota Mekkah.
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci agama samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Umat Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an,
yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan Arab
pada masa itu yang masih barbar dan tidak mengenal peradaban, namun oleh
Al-Qur'an hal itu berubah total karena Qur'an membawa banyak peraturan
keras yang menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di dunia Arab yang
sebelumnya tidak berperadaban serta mengeliminasi akar-akar kejahatan
sosial yang mengakar di dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat
mengantarkan pemeluknya meraih tingkat perabadan tertinggi di dunia pada
masanya.
Mukjizat lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya bulan, perjalanan Isra dan Mi'raj dari Madinah menuju Yerusalem
dalam waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad
adalah kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak dipuji serta menjadi
panutan para pemeluk Islam hingga saat ini.
Ciri Fisik Muhammad
Beberapa hadist meriwayatkan beberapa ciri fisik yang diceritakan
oleh para sahabat dan istrinya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa
Muhammad berperawakan sedang, berkulit putih kemerahan, berjanggut
tipis, dan digambarkan memiliki fisik yang sehat dan kuat oleh orang di
sekitarnya. Riwayat lain menyebutkan Muhammad bermata hitam, tidak
berkumis, berjanggut sedang, serta memiliki hidung bengkok yang sesuai
dengan ciri antropologis bangsa Semit pada umumnya.
Pernikahan
Selama hidupnya Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang wanita
(terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia
menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga
Khadijah wafat.[20] Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia,[21][22] sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan kepadanyauntuk menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar,
dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu
Muhammad tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah
seluruhnya sekitar 11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup
sepeninggal Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito
berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk
memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan
penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah
karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).[23]
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia [24], sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing[25][26] seperti halnya Nabi Musa yang hanya diutus untuk Bani Israil.
Sedangkan kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan keesaan Tuhan, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah[27].Referensi
- ^ Syiar Alamin Nubala karya Adz-Dzahabi, Al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir, Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, Zad al-Ma'ad karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah; Quraisy adalah julukan bagi salah satu di antara Fihr atau an-Nadhr (Raudhatul Anwar karya Shafiyyurahman al-Mubarakfuri).
- ^ Dalam tradisi Abrahamik, khususnya Islam seseorang tidak dinasabkan melalui jalur ibu kecuali bagi anak yang lahir diluar nikah, atau dengan kelahiran khusus seperti bagi Nabi Isa As
- ^ a b c Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri
- ^ Asalnya Nabi Muhammad dikuburkan di rumah istrinya yang berada tepat disebelah Masjid Nabawi, sesuai dengan tradisi (sunnah) seorang nabi dikebumikan di tempat dia meninggal, dan seiring perluasan Masjid Nabawi, rumah tersebut kini berada di lingkupan kompleks Masjid Nabawi.
- ^ The 100, Michael H. Hart, Carol Publishing Group, July 1992, paperback, 576 halaman, ISBN 0-8065-1350-0
- ^ Muhammad, prophet of Islam. The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition. 2001-07
- ^ http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_(name)#Statistics
- ^ "Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu." http://quran.com/94/4
- ^ Unicode has a special "Muhammad" ligature at U+FDF4 ﷴ
- ^ click here (bantuan·info) for the Pengucapan Arab.
- ^ berbagai nama Muhammad dalam bahasa Prancis: "Mahon, Mahomés, Mahun, Mahum, Mahumet"; dalam bahasa Jerman: "Machmet"; dan dalam bahasa Islandia kuno: "Maúmet" cf Muhammad, Encyclopedia of Islam
- ^ The sources frequently say that, in his youth, he was called by the nickname "Al-Amin" meaning "Honest, Truthful" cf. Ernst (2004), p. 85.
- ^ Elizabeth Goldman (1995), p. 63
- ^ Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam: Karisma Publising Group.
- ^ Surah As-Saff (QS 61:6)
- ^ Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Seseorang memanggil rekannya di perkuburan Baqi' dengan berseru, 'Hai Abul Qasim!' Rasulullah saw. menoleh kepadanya. Ia berkata, 'Wahai Rasulullah, bukan engkau yang aku maksud. Namun, aku memanggil si Fulan.' Maka Rasulullah saw. berkata, 'Pakailah namaku tapi jangan pakai kuniyahku'," (Hadits riwayat Bukhari no. 3537 dan Muslim no. 2131).
- ^ a b Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5
- ^ a b c Subhani, Ja'far. Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Jakarta: Penerbit Lentera, 2002. ISBN 979-8880-13-7
- ^ Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.
- ^ Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path. Oxford University Press. ISBN 0-19-511233-4. p.18
- ^ Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah Slavin (1998). The Subordinated Sex: A History of Attitudes Toward Women. University of Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5. p.119
- ^ Reeves, Minou (2003). Muhammad in Europe: A Thousand Years of Western Myth-Making. NYU Press. ISBN 978-0-8147-7564-6. p.46
- ^ Watt, M. Aisha bint Abi Bakr. Article at Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912. pp. 16-18
- ^ (QS. 34 : 28)
- ^ http://quran.com/10/47
- ^ http://quran.com/23/44
- ^ http://quran.com/21/25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar