"Menyimak Haflah Khatmil Qur'an 3 SMP Islam Yogyakarta"
Oleh : Abu Aqdam*)
Imtihan atau Akhirussanah, Khataman,
Wisuda atau ramah-tamah dan istilah lainnya, pada hakikatnya merupakan
perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT. Bahwa putra-putri kita sudah
selesai dalam Tarbiyahnya. Paripurnanya tarbiyah atau pendidikan itu
bukan berarti selesai dalam belajar, dan menuntut ilmu, masih panjang,
dan banyak yang harus dipelajari lagi, Ilmunya Allah SWT tidak ada batas
habisnya. Jadi walaupun sudah tidak tarbiyah atau sekolah, tapi belajar
dan mempelajari ilmu, serta tetap muthalaah sampai diwisuda (Khatam).
Berbicara tentang tarbiyah atau
pendidikan zaman sekarang ini serasa sangat memprihatinkan ... ! Kenapa
demikian ? Coba kita lihat kalau orangtua akan mencari sekolah untuk
anaknya, dan seorang anak disuruh sekolah di SD, SMP, dan SMA akan
sangat antusias dan semangat, tapi kalau anak SMP yang merangkap sekolah
di Madrasah Diniyah atau Pondok Pesantren, coba kita lihat dan
perhatikan, ada berapa siswa ? ada berapa siswa dalam satu sekolah yang
merangkap belajar di Madrasah Diniyah dan atau Pondok Pesantren ? Bisa
dihitung dengan jari, ini artinya apa ? Anak yang sekolah atau belajar
dengan orientasi atau bertujuan perkara agama sangatlah sedikit, padahal
kita tahu bahwa :
Syubaanul Yaumi Rijaalul Ghaddi
(Pemuda sekarang adalah para lelaki (pemimpin) pada masa yang akan datang).
Alhamdulillah SMP Islam Yogyakarta
melaksanakan program Siswa-Santri (Boarding School) yang dengan demikian
dapat melakukan pembelajaran di sekolah dan Madrasah Diniyah, atau
Pondok Pesantren. Termasuk siswa-siswi yang baru saja di wisuda pada "Haflah Khatmil Qur'an 3 SMP Islam Yogyakarta" pada 11 Desember 2013 yang baru lalu, dapat sedikit mengurangi keprihatinan tersebut di atas.
Jadi keprihatinan kita sebagai orangtua
adalah kalau para remaja dan pemuda sudah tidak mau ngaji dan mengkaji
(Ilmu Agama) di Masjid, di Mushala, Majlis Ta'lim, Madrasah Diniyah dan
Pondok Pesantren, ini merupakan penyakit masyarakat yang sangat kronis,
sungguh sangat berbahaya. Mau jadi apa generasi mendatang ... ?
Kalau kita lihat anak-anak usia TK dan
SD masih banyak di kampung-kampung yang belajar di TPA atau TPQ, sekolah
Diniyah, masinh banyak yang ngaji belajar Al Qur'an, tapi coba kalau
sudah SMP ? sudah banyak yang mretheli, dengan berbagai macam alasan,
ada yang kesel karena sampai sore belajar di sekolah dan lain
sebagainya, Apalagi kalau sudah SMA, yach sudah sedikit sekali yang mau
belajar Al Qur'an, ngaji dan mengkaji ilmu agama.
Demikianlah contoh keadaan pendidikan di
masyarakat kita, Marilah bersama-sama, santri-santri dan siswa-siswi
SMP Islam Yogyakarta yang baru saja diwisuda, itulah tantangan
masyarakat keadaannya seperti itu.
*) Abu Aqdam adalah ustdaz di SMP Islam Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar