PRESS RELEASE
Observatorium Bosscha
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Tentang:
Hilal
Karena peredarannya mengelilingi Bumi, ada kalanya Bulan berada di
antara Bumi dan Matahari. Saat itu terjadi, menurut kita di Bumi, Bulan
terletak di dekat Matahari, dan yang menghadap ke kita adalah bagian
yang tak bercahaya (bagian malam Bulan). Saat itu disebut dengan bulan
mati atau bulan baru. (Secara astronomis, bulan baru didefinisikan
sebagai saat bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari.
Dengan kata lain yang sering dipakai, saat itu disebut sebagai saat
konjungsi Bulan.)Tak lama setelah terjadinya konjungsi, bulan bergeser semakin ke timur relatif terhadap Matahari. Jika dilihat dari Bumi, Bulan mulai tampak sebagai sabit tipis, yang muncul sesaat setelah Matahari terbenam. Hilal adalah bulan sabit paling tipis yang bisa dilihat mata setelah bulan baru (lihat contoh dalam Gambar 1).
Gambar
1. Hilal Sya'ban 1433 H diamati di Pantai Pondok Bali, Subang, Jawa
Barat tanggal 20 Juni 2012 jam 18.05.58 wib. Usia Bulan 19 jam 21 menit
(dihitung sejak bulan baru) dengan beda ketinggian Bulan 9,5o dari
Matahari dan iluminasi 0,7%. Foto oleh Dr. Dhani Herdiwijaya dengan
alat bantu teleskop berdiameter 8 cm (f/6.8), tele-extender 2x, kamera
Nikon D90. Waktu bukaan 3 detik dan ISO-400, 300dpi.
Rencana Pengamatan Hilal
Bulan baru terjadi pada tanggal 17 Agustus 2012 jam 23:10 WIB. Oleh karena itu pengamatan hilal akan dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2012 jam 16.00 waktu setempat hingga bulan terbenam. Tim dari Observatorium Bosscha akan disebar di lokasi berikut,
- Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat
- Bukit Kemiling Permai, Bandar Lampung, Lampung
- Bangkalan, Madura, Jawa Timur
- Kupang, Nusa Tenggara Timur
- SPD LAPAN, Biak, Papua
- Atap Mall GTC, Jl. Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan
- Taman LOANG BALOQ Tanjung Karang, Ampenan Mataram, NTB
Kegiatan pengamatan ini merupakan program bersama yang dikoordinasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan didukung oleh PT. Telkom.
Pengamatan akan ditayangkan secara online melalui web streaming di halaman http://bosscha.itb.ac.id/hilal dan http://hilal.kominfo.go.id. Tujuan dari penayangan ini adalah untuk mengajak masyarakat menyaksikan hilal bersama-sama dan menunjukkan penggunaan alat bantu (teleskop) dalam pengamatan hilal.
Posisi Bulan pada Tanggal 18 Agustus 2012
Tanggal 18 Agustus 2012, ketinggian bulan sekitar 5,5o di
atas cakrawala pada saat Matahari terbenam. Bulan akan terbenam 32
menit setelah Matahari terbenam. Probabilitas melihat hilal pada saat
itu diperkirakan cukup sulit dengan mata telanjang, tetapi cukup baik
dengan bantuan peralatan.
Tabel 1. Data astronomis untuk pengamat hilal di Observatorium Bosscha (6o 49’ 30” LS & 107o 36’ 59” BT) adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Data astronomis untuk pengamat hilal di Observatorium Bosscha (6o 49’ 30” LS & 107o 36’ 59” BT) adalah sebagai berikut:
|
Posisi bulan (toposentris) saat Matahari terbenam tanggal 18 Agustus 2012.
Awal Syawal 1433 H
Hasil pengamatan yang didapat oleh Observatorium Bosscha dan lembaga/institusi lain akan dilaporkan (oleh yang berwenang, dari pihak Kementerian Agama setempat) ke sidang itsbat di Jakarta untuk menentukan awal Syawal 1433 Hijriah.
Observatorium Bosscha tidak pernah membuat pernyataan tentang kepastian kapan bulan Syawal dimulai. Sebagai institusi penelitian astronomi, Observatorium Bosscha hanya merilis data astronomi, berikut peluang dapat/tidaknya hilal terlihat. Selanjutnya, Observatorium Bosscha menyerahkan keputusan penentuan awal bulan Syawal kepada pemerintah melalui Kementerian Agama.
Lembang, 10 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar