SEGERA PPDB TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021 SMP ISLAM YOGYAKARTA

"IMAN ILMU AMAL TRAMPIL MANDIRI"

Kamis, 15 November 2012

Tahun Baru 1434 H

Selamat tahun baru 1434 H semoga menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya.


اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ إمَامِ المتقينَ وقائدِ المجاهدينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ  ,أما بعد

Alhamdulillah, kita memasuki bulan Muharram 1434 H, yang berarti mengawali tahun baru 1434 H dan meninggalkan tahun 1433 H. Kita bersyukur kepada Allah SWT. atas kesempatan hidup yang masih diberikan kepada kita. Semoga kita dapat melaksanakan ibadah dengan benar dan ikhlas. Dan semoga kita serta seluruh umat Islam di tahun ini lebih baik dari tahun yang lalu dan tahun yang akan datang akan lebih baik lagi dari tahun ini.

Satu Muharam atau Tahun Baru Hijriah ditandai dengan pindahnya Nabi Muhammad SW dari Mekkah ke Madinah, 1433 tahun yang silam. Di samping itu, setiap Tahun Baru Hijriah didahului oleh dua peristiwa penting, yaitu satu Syawal sebagai akhir puasa (Idul Fitri) dan 10 Dzulhijjah pelaksanaan ibadah haji (Idul Adha).

Baik “Idul Fitri maupun “Idul Adha kalau diamati lebih mendalam memiliki makna dan hubungan yang erat dengan satu Muharam.

Seseorang yang akan pindah, selayaknyalah dia mempersiapkan bekal pindah untuk satu tahun ke depan, tentu dia dituntut lebih siap lagi.

Bekal yang diwajibkan Allah untuk persiapan satu tahun adalah ibadah puasa dan haji. Ibadah puasa bertujuan agar kita mampu mengendalikan hawa nafsu, sedangkan ibadah haji untuk melawan dan menundukkan godaan setan.

Puasa memang dikhususkan untuk mengendalikan hawa nafsu. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, “Pada bulan puasa setan-setan diikat, sedangkan pintu-pintu surga dibuka.”  (HR. Bukhari).

Allah mengikat setan selama bulan puasa agar seseorang memusatkan dirinya mengendalikan hawa nafsu yang berasal dari dalam dirinya, yaitu nasfu perut dan seks.

Setelah selesai mengendalikan nafsu, kita dituntut untuk menghadapi dan bahkan melenyapkan musuh yang berasal dari luar, yaitu godaan setan. Kendati godaan setan dan nafsu sama-sama tidak tampak, keduanya berbeda dalam cara dan tujuan. Setan tidak puas hanya dengan satu cara. Kalau gagal dengan satu cara, dia mencari jalan lain agar berhasil. Dan kalau sudah berhasil, dia berusaha agar hasil godaan itu semakin maksimal.

Berbeda halnya dengan nafsu. Jika sudah terpenuhi permintaannya, nafsu tidak menuntut yang lebih besar lagi.

Seseorang yang lapar, umpamanya, dia hanya membutuhkan sepiring nasi dan ketika membutuhkan seks, dia perlu seorang pasangan. Cara untuk melawan godaan setan tidak dengan berpuasa, tetapi dengan ibadah haji.

Salah satu wajib haji adalah melempar jumrah di Mina. Setan berada di luar diri kita. Karena itu, kita perlu mempersiapkan senjata untuk melawannya, yaitu batu.

Dalam puasa, kita dituntut untuk mengalahkan  setan dan sekaligus melenyapkannya. Mengendalikan hawa nafsu diwajibkan setiap tahun, sedangkan memerangi setan hanya sekali seumur hidup.

Setelah keduanya dapat ditaklukan, berarti kita kita sudah siap hijrah ke tahun berikutnya.

Dengan demikian, ketika menyambut satu Muharam 1434 H, kita memulai kegiatan dengan bekal yang matang, program yang jelas, dan penuh dengan rasa percaya diri.

Sungguh Maha Bijak Tuhan yang mengatur urutan-urutan itu, yaitu perintah haji setelah puasa dan hijrah setelah puasa dan haji. Namun, maknanya, tentu lebih berbahagia orang-orang yang membekali dirinya dengan kebijakan tersebut, yaitu pengendalian nafsu dan tahan akan godaan setan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer (Top Ten)

Reguler dan Boarding - Jogja Islamic School