SEGERA PPDB TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021 SMP ISLAM YOGYAKARTA

"IMAN ILMU AMAL TRAMPIL MANDIRI"

Senin, 25 April 2011

Memperingati Hari Kartini

Tanggal 21 April 1879 adalah merupakan hari kelahiran Raden Ajeng Kartini binti RA Sosrodiningrat (Bupati Jepara) yang lahir di Desa Mayong Jepara Jawa Tengah, yang karena jasa-jasanya, beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dan tanggal 21 April ditetapkan pula oleh Pemerintah RI sebagai “Hari Kartini”.

            Inilah suatu hari menjadi salah satu tonggak sejarah bagi kemajuan kaum wanita Bangsa Indonesia. Beliau sebagai sosok wanita tidak mau jika wanita hanya dijadikan “sekar kedhaton” (penghias kerajaan) dengan kecantikan yang dimiliki dengan tidak di didik seperti halnya kaum pria. Beliau tidak suka jika wanita Indonesia itu cantik tetapi bodoh.

            Dari sisi agama, wanita itu adalah tiang Negara (Al Mar atu ‘imaadul bilaad), ibu (wanita) adalah sekolahan (Al Ummu Madrosatun). Artinya, Negara akan berdiri kokoh manakala tiang penyangganya dalam hal ini kaum wanitanya kuat. Kuat dalam hal ilmu, kuat iman, kuat dalam membina generasi penerusnya. Sebaliknya, mana mungkin seorang anak akan menjadi baik jika para ibu yang berfungsi sebagai sekolahan bodoh.


            Sebagai bangsa Indonesia kita pantas bersyukur bahwa Allah SWT telah memberikan hidayah kepada bangsa Indonesia melalui RA Kartini dengan semangat dan perjuangannya dalam mengentaskan martabat dan harkat kaum wanita.

Ide-ide beliau ditulis dalam surat-suratnya yang dikirim kepada temannya di Belanda yang bernama Zeehandelaer yang kemudian dihimpun dalam sebuah buku yang disebut Van du isternis Tot Licht, yang oleh Armyn Pane diterjemahkan dengan “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Oleh Satjadibrata diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda dengan “Ti Nu Poek Ka Nu Caang”. Yang menurut bahasa Al Qur’an adalah dengan menyitir  Surat Al Baqarah 257 : Minadhdhulumaati ilannuur (Dari alam kegelapan ke alam terang).

Dalam hal keIslaman RA Kartini adalah santri Ki Soleh Darat, oleh karenanya tidak sedikit mutiara-mutiara yang bisa dipetik dari pemikiran beliau. Bahwa belaiu ingin mendalami Al Qur’an, yang saat itu adanya dalam bahasa murni Arab, “Bagaimana dapat memperdlam kecintaan akan agama dalam jiwa kita, apabila kita tidak memahaminya”, sedangkan Al Qur’an saat itu belum diterjemahkan, sehingga untuk mudah dipahami perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimenegerti oleh suatu bangsa itu sendiri. (Rislah Persatuan Islam no. 34 halaman 18)

Al Qur’an surat Ibrahim ayat 4 : “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka … .”

Sejak akhir abad 19, Al Qur’an sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh sarjana Muslim bernama Dr. Muhammad Abdul Hakim Chan dari Patiala, baru pada tahun 1905. Sedangkan di Indonesia justru sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Abdr Rauf Fansuri dari Singket Aceh pada abad 17. terjemahan berikutnya ke dalam bahasa Indonesia, Jawa, dan Sunda baru dilakukan setelah memasuki abad 20.

Pada saaat ini, kita mendambakan para wanita yang pemikirannya bagaikan kartini, yakni wanita terpelajar, dengan tidak meninggalkan kodratnya sebagai wanita. Rasulullah SAW bersabda : “Dunia itu hiasan, dan sebaik-baik hiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Abu Dawud, Bukhari dan Nasai).

Pria dan wanita mempunyai hak yang sma, meskipun tugasnya berbeda, artinya sama-sama bisa menikmati kebahagiaan hidup, di dunia dan akherat asal mau beriman dan beramal sholeh. Al Qur’an surat An Nahl ayat 97 : “Barangsiap yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Aisyah binti Abu Bakar RA.menekuni ajaran kewanitaan sesuai kodratnya sebagai wanita. Beliau hafal 2210 hadits yang menyangkut hukum-hukum kewanitaan, yang kemudian diajarkan kepada para sahabat, selanjutnya didakwahkan oleh para mubaligh ke seluruh dunia.

Semoga di Negara kita muncul Kartini-Kartini baru, yang ide dan amaliyahnya bisa mengangkat martabat wanita tanpa harus keluar dari koridor kewanitaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer (Top Ten)

Reguler dan Boarding - Jogja Islamic School